Lamongan, deputinews.com.Cuaca yang tidak menentu akhir – akhir ini membuat sejumlah petani tembakau di wilayah Kecamatan Modo, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur terancam gagal panen.
Pasalnya, tanaman tembakau tidak bisa bertahan hidup jika sering terkena air hujan seperti yang terjadi di musim ini.
“Sekarang yang terjadi kadang hujan kadang terang. Padahal tanaman tembakau dipilih untuk ditanam pada kemarau agar tidak banyak terkena air. Tapi jika sering hujan dan sering terkena air, maka tanaman tembakau saya akan mati,” ujar Sugeng salah satu petani tembakau asal Desa Sumberagung, kepada awak media, Rabu (17/08/2022).
Ia mengaku was was dengan cuaca yang akhir akhir kurang bersahabat. Ini dirasa dapat berpengaruh pada pertumbuhan tembakau yang ia tanam.
Tembakau yang ditanamnya pada normal bisa dipanen saat umur sekitar 3 bulan. Setelah cukup umur daun akan dipetik lalu dibiarkan atau lmbon selama 5 sampai 6 hari.
“Daun tembakau yang sudah diimbon (dikumpulkan), kemudian dirajang, kemudian dijemur menggunakan widik (tembakau untuk menjemur tembakau yang berbuat dari bambu),” imbuhnya.
Lebih lanjut, proses penjemurannya membutuhkannya waktu selama 2 hari di bawah terik matahari.
Sementara itu, Ketua Asosiasi Petani Tembakau lndonesia (APTI) Lamongan, Mudi mengakui bahwa hujan yang turun setiap hari belakangan ini, membuat tanaman tembakau rusak. Hal itu membuat petani merugi yang tak sedikit.
“Akhir – akhir ini, setiap hari hujan cukup deras sehingga berpengaruh pada pertumbuhan tanaman tembakau yang tidak suka air. Semoga, hari – hari ke depan akan panas sehingga petani bisa menutup kerugiannya,” pungkasnya. (Budi).
Komentar