Bojonegoro | memokita.com – Kegiatan Literasi Digital yang digelar di Gedung Bakorwil Bojonegoro, pada Senin (1/10/2024), menjadi momentum penting untuk meningkatkan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) jurnalis di Kabupaten Bojonegoro. Acara ini juga bertepatan dengan pelantikan Pengurus Dewan Pengurus Cabang (DPC) Persatuan Jurnalis Indonesia (PJI) Bojonegoro, yang dipimpin oleh Syamsul Anam.
Acara tersebut dihadiri oleh berbagai pejabat dari Pemerintah Kabupaten Bojonegoro, termasuk Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika, Kapolres Bojonegoro, serta perwakilan dari Kodim 0813 dan Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Bojonegoro. Selain itu, lebih dari 150 wartawan dari berbagai media turut serta dalam kegiatan ini.
Ketua Umum PJI Pusat, Hartanto Boechori, memberikan sambutan dalam acara tersebut. Ia menekankan pentingnya etika dalam dunia jurnalistik, terutama di era digital saat ini.
“PJI lahir di era 98, dan dulunya hanya ada satu organisasi wartawan. Namun, karena kebutuhan dan tantangan yang semakin kompleks, teman-teman mendirikan PJI, yang kini menjadi satu-satunya organisasi wartawan dengan kantor pusat di Surabaya,” ungkap Hartanto.
Dalam sambutannya, Hartanto juga mengingatkan anggota PJI Bojonegoro untuk lebih berhati-hati dalam menjalankan tugas jurnalistik.
“Saya harap teman-teman bisa lebih bijaksana dan tidak bertindak sembarangan. Kami akan terus memantau agar tidak ada yang salah arah,” tegasnya.
Di era digital, tantangan bagi jurnalis semakin kompleks. Hartanto menekankan pentingnya melakukan cek dan ricek sebelum mempublikasikan berita.
“Dalam setiap pemberitaan, kita harus berimbang dan teliti. Jangan sampai kita dicap negatif oleh masyarakat,” ingatnya.
Ia juga mengingatkan bahwa kode etik jurnalistik harus selalu dijadikan panduan dalam setiap penulisan.
Pelantikan pengurus DPC PJI Bojonegoro menandai langkah baru bagi organisasi ini dalam memperkuat sinergi antar wartawan di wilayah tersebut. Syamsul Anam, sebagai Ketua DPC yang baru dilantik, berkomitmen untuk melanjutkan program-program yang telah ada dan mengembangkan inisiatif baru demi peningkatan kualitas jurnalisme di Bojonegoro.
Acara ini juga menjadi ajang bagi para jurnalis untuk saling berbagi pengalaman dan pengetahuan. Berbagai sesi diskusi mengenai literasi digital dan etika jurnalistik diadakan, guna membantu jurnalis Bojonegoro menghadapi tantangan di dunia informasi yang semakin cepat dan kompleks.
Dalam suasana yang hangat, para peserta tampak antusias mengikuti seluruh rangkaian kegiatan. Diskusi yang berlangsung mengundang berbagai pandangan, baik dari jurnalis senior maupun junior, mengenai bagaimana cara menyesuaikan diri dengan perkembangan teknologi dan tuntutan masyarakat terhadap berita yang akurat dan berkualitas.
Kesadaran akan pentingnya literasi digital menjadi sorotan utama dalam kegiatan ini. Di tengah maraknya berita hoaks dan informasi yang tidak terverifikasi, jurnalis dituntut untuk lebih proaktif dalam mengecek sumber berita dan menyajikan informasi yang benar.
“Wartawan harus berorganisasi, karena melalui organisasi, kita bisa saling mendukung dan berbagi pengetahuan,” imbuh Hartanto.
PJI Bojonegoro berkomitmen untuk terus meningkatkan kualitas dan profesionalisme anggotanya. Dengan pelantikan pengurus yang baru dan kegiatan literasi digital ini, diharapkan dapat menciptakan jurnalis yang tidak hanya profesional, tetapi juga bertanggung jawab dalam menjalankan tugasnya.
Kegiatan literasi digital dan pelantikan ini mencerminkan semangat PJI dalam menjawab tantangan zaman dan mengedukasi para anggotanya untuk menjadi jurnalis yang tidak hanya mengikuti perkembangan, tetapi juga menjadi garda terdepan dalam menyampaikan informasi yang akurat dan berimbang kepada masyarakat. (Red)